|
MAN SURABAYA |
Ditempat ini, perubahan visi dan misi hidup mulai terjadi.
Setiap momen pasti istimewa, karena orang-orang yang terlibat didalamnya pun
tak kalah istimewa. Ya, semua berawal dari mengamati. Menikmati film nyata
disekeliling, dan menganalisa melalui celah otak yang bersisa. Namun faktanya,
perempuan selalu menggunakan perasaan sebagai tolak ukur yang utama walaupun
logika juga sangat berperan. Tentu saja logika perempuan adalah perasaan itu
sendiri. Hahaa
Banyak momen penting, lucu, haru yang mewarnai setiap tapak
sepatu mengelilingi gedung ini, dari ujung keujung. Jika kau bertanya, ada
momen romantis nggak? Surely have done,
dear. Hihii. Penasaran ya? Tunggu tulisan saya selanjutnya ya. In shaa
Allah ada ibrah yang bisa kita ambil, karena setiap peristiwa -apapun itu- ada
hikmahnya. Terutama bagi kamu yang masih berstatus SMA sederajat, atau yang
akan melanjutkan, atau bahkan kamu alumni dari sekolah yang sama dengan saya,
seangkatan dengan saya, sekelas dengan saya.. –hati hati ya! Jika ditulisan
saya selanjutnya, ada nama yang saya sebutkan atau peristiwa yang saya tulis
berkaitan denganmu. Mohon jangan tersinggung, tersipu, ataupun terharu. Hihi..-
By the way, bicara
tentang hikmah dari suatu peristiwa.. Ada peristiwa yang akan saya bagi
ditulisan ini mengenai foto ini. Jadi gini, saya lupa hari itu hari apa dan
mata pelajaran apa. yang saya ingat, saya kelas XII dan tinggal menghitung hari
menuju UNAS (Ujian Nasional).
Kamera digital milik
kawan sudah ditangan, siap mengabadikan momen yang
bersisa sebelum hengkang dari sekolah ini. Saya pun beranjak dari kelas yang nggak
semua pada sibuk belajar, soalnya nggak ada guru pembimbingnya (Hehe, mohon
jangan ditiru ya adik adik..). Pengambilan gambar dimulai dari loby, mushalla (yang
penuh kenangan, disini murid dan guru tidak pernah shalat munfarid dan ada berbagai kisah lainnya yang membuat rindu :”) dan seterusnya. Nah, tibalah saat pemotretan
terakhir..
Ternyata ada yang lagi konsentrasi muroja’ah di sudut ruangan kecil yang memisahkan lab elektronik dengan kelas..
Maa syaa
Allaah..
Sebut saja namanya Mawar XD
Bercanda, sebut saja namanya Dziki. Teman sekelas saya yang jago lari ini lagi
konsentrasi hafalan, cita-citanya setelah lulus nanti belajar di perguruan
tinggi tahfidz setelah itu melanjutkan kuliah di perguruan tinggi yang sama,
ngambil sastra Arab. Universitas Ali bin Abi Thalib sasarannya, biar setelah
lulus langsung terjun dakwah dan mengabdi ke masyarakat. Inti dari wawancara
dadakan yang tak disengaja ini, beliau menuturkan bahwa orientasi hidupnya
adalah mencari ridha Allah dalam semua langkah yang akan diambil. Kudu teliti
dan mawas diri, karena hidup hanya satu kali.
Maasyaa Allaah..
Ini nih salah satu produk muslim yang harus dibanggakan. Ori
dari MAN Surabaya, jurusan Keagamaan.
Walaupun beliau ada sedikit kebutuhan khusus, tapi itu tidak
mematahkan semangat beliau untuk terus mencari ilmu dan berkontribusi untuk
umat. Apapun yang akan terjadi di masa depan, jika tujuannya bukan untuk
mendapatkan ridha Allah semua akan menjadi sia-sia. Sungguh, tidak ada yang
kebetulan di dunia ini melainkan sudah apa yang menjadi qadha’ Nya. Perbincangan
yang singkat, tetapi menjadi cambukan keras bagi pemuda/i yang masih bimbang
mencari jati diri apalagi bimbang ke arah mana ia harus melangkah. Macam saya
ini pada waktu itu.. Hehe
Tapi buat kamu yang sekarang bimbang akan melanjutkan
dimana, haruskah sama seperti kawan saya, Dziki. Atau nggak usah kuliah aja
tapi nyantren, atau mau kerja dulu..
Tunggu tulisan saya selanjutnya, yaa! In shaa Allah ada tips yang akan saya share baik dari pengalaman pribadi
maupun orang lain.
Semoga bermanfaat! Have a nice day!